Thursday, August 28, 2008

Perambahan Mangrove Mengkhawatirkan

Rabu, 27 Agustus 2008
KOTABARU – Banyaknya hutan mangrove atau bakau di kawasan pesisir kabupatne Kotabaru, selain menjadikan tempat berkembangnya biota laut, juga menjadi ratusan warga untuk menggantungkan hidupnya dengan membuka hutan mangrove menjadi pertambakan.

Akibatnya sekarang ini, ribuan hektar kawasan pesisir yang berada dalam kawasan cagar alam banyak yang mengalami kerusakan yang cukup parah. Karena dulunya hutan mangrove sekarang ini berubah menjadi kawasan terbuka dan tidak ditumbuhi pohon-pohon mangrove lagi.

Selain itu, ulah manusia dengan menebangi hutan bakau tersebut, sehingga kondisinya sangat memprihatinkan. Seperti di kawasan di kawasan desa Handil Bhakti atau yang dikenal dengan kawasan sungai Kuyuk kecamatan Kelumpang Hulu.

Kondisi bagian pesisir bagian luar memang terlihat masih terlihat bagus seperti tidak pernah terjamah, namun bagian dalamnya mengalami kerusakan yang sangat parah, karena banyaknya pohon bakau yang sudah ditebangi dan sudah dijadikan kawasan tambak.

Lebih kurang 100 hektar (Ha) pohon mangrove dibabat dijadikan tambak hanya berjarak sekitar 200 meter dari lokasi hutan mangrove yang terlihat masih berdiri tegak di pesisir selat laut tersebut.

Selain itu di lokasi tersebut terdapat beberapa buah bangunan rumah panggung dijadikan sebagai tempat tinggal pemilik tambak. Informasi diperoleh pemilik tambak, mereka warga pendatang dari Sulawesi Selatan.

Selain itu, di kawasan kabupaten Kotabaru, ribuan hektar tambak yang dulunya adalah kawasan hutan lindung menjadi terlantar. Kawasan tambak tersebut ditinggalkan pemiliknya karena tambah udangnya terserang penyakit White Spot Virus (WSV) dan Vibriosis yang menyerang udang budidaya.

Tambak yang sudah tidak digunakan tersebut ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya, karena dampak serangan virus yang tidak dapat dikendalikan itu semua jenis udang yang dibudidayakan tidak dapat tumbuh dengan normal. Saat di panen udang kerdil bahkan sebagian banyak yang mati muda.

Masalah lainnya yang dialami petambak udang adalah masalah bibit udang (benur). Bibit udang sekarang ini harus didatangkan dari luar daerah dan harganya sangat mahal. Karena ditelantarkan, hutan mangrove yang telah dibabat dan terbuka itu kini digantikan semak belukar dan rawa-rawa yang menjadi tempat berkembangbiaknya binatang reptil dan sarang nyamuk. (ins)

1 comment:

Anonymous said...

Your blog keeps getting better and better! Your older articles are not as good as newer ones you have a lot more creativity and originality now. Keep it up!
And according to this article, I totally agree with your opinion, but only this time! :)