Senin, 24 September 2007
Banjarmasin, Kompas - Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Kalimantan Selatan kini terus meningkat. Dalam tiga hari terakhir muncul sedikitnya 170 titik api di hutan lindung, hutan produksi, dan rawa lebak. Maraknya kebakaran ini terjadi selain karena suhu mencapai 35 derajat Celsius juga banyak warga yang membuka lahan dengan cara membakar.
Di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, Kabupaten Banjar, kebakaran seluas 50 hektar baru bisa dipadamkan lima hari lalu. Tiga hari terakhir api membakar hutan produksi dan hutan lindung di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Utara, Balangan, dan Tabalong.
Munadi dari Pengendalian Kebakaran Hutan pada Dinas Kehutanan Kalsel, Minggu (23/9), mengatakan, meningkatnya kebakaran hutan dan lahan di provinsi seluas 3,7 juta hektar ini terpantau dari satelit NOAA mulai Kamis (20/9) dengan 38 titik api (hotspot). Jumlah titip api pada Jumat lalu meningkat menjadi 42, dan melonjak menjadi 90 pada Sabtu (22/9). Menurut Munadi, kondisi ini harus mendapat perhatian karena kebakaran hutan dan lahan di Kalsel diperkirakan akan terus meningkat.
Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Udi Prasetyo menggatakan, di kawasan rawa lebak di kabupaten itu kini ada 18 titik api. Kebakaran di areal pertanian itu sulit dikendalikan karena memang belum ada teknologi murah dan ramah lingkungan di daerah tersebut. "Itu sebabnya, pembukaan lahan dengan pembakaran masih menjadi pilihan utama," katanya.
Di kawasan pegunungan seperti Kecamatan Loksado, Padangbatung, dan Telaga Langsat, sampai saat ini belum banyak pembakaran. Kegiatan warga membakar lahan huma (ladang) diperkirakan akan berlangsung Oktober mendatang.
Menurut Udi, saat ini di daerah itu sudah dibentuk lima kelompok pengawasan masyarakat (pokwasmas) untuk terus memantau kegiatan pembakaran lahan. Sejak 1 September lalu Bupati Hulu Sungai Selatan M Safii telah mengeluarkan surat edaran larangan membakar lahan. Kalaupun terpaksa, warga yang membakar lahan hendaknya melapor kepada kepala desanya.
Akhmad Arifin dari Sekretariat Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satkorlak PB) Kalsel yang juga Ketua Bidang Perlindungan Masyarakat pada Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kalsel menyatakan, pada musim kemarau ini tidak hanya kawasan hutan dan lahan yang perlu diwaspadai dari kebakaran, tetapi juga permukiman dan pertokoan. (FUL)