Monday, August 18, 2008

Lima Penebang Beroperasi Tiap Hari

Senin, 18-08-2008 | 00:40:28

Ulin Tahura Terus Dijarah
PELAIHARI, BPOST
- Kayu ulin (eusiderroxylon swageri) di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam yang berbatasan dengan Kabupaten Tanah Laut terus dijarah. Tiap hari setidaknya ada lima penebang yang masuk ke hutan lindung tersebut.

Anggota Polisi Kehutanan Suratno yang mendapat informasi dari informan Dinas Kehutanan mengatakan di sana, rata-rata ada lima sampai enam motor yang tampak naik ke atas (hutan lindung). Informan tersebut melaporkan aktivitas para penebang liar terus bergerak ke atas (pegunungan Meratus). Jika tahun lalu masih beroperasi di Gunung ‘S’ dan sekitarnya, sejak beberapa bulan lalu mereka mulai menjamah bagian hulunya.

Suratno menuturkan pihaknya memiliki beberapa informan yang secara khusus ditugaskan memantau perkembangan kawasan hutan (Tahura dan lainnya). Pihaknya menjamin kerahasiaan identitas mereka. Para informan itu mendapatkan honor atas tugas khususnya itu.

Hutan yang kini dijarah para penebang liar di kawasan Tahura beber Suratno, masih berada di wilayah Tala. Tepatnya di Dusun Riam Pinang Desa Tanjung Kecamatan Pelaihari. Sebagian wilayah Tahura berada di Kabupaten Tala.

Para penebang liar itu memburu kayu ulin. Kayu kualitas nomor satu ini masih cukup banyak tersimpan di hutan Tahura. Namun populasinya terus menyusut dari waktu ke waktu akibat terus berlangsungnya aktivitas pembalakan liar.

Dua tahun silam, kata Suratno, saat dia naik ke Gunung ‘S’ kayu ulin di kawasan itu masih banyak. Namun pengujung tahun 2007, ketika dia kembali ke sana ulin hampir tak dijumpai lagi.

Namun di bagian atas Gunung ‘S’ kayu ulin masih ada. Terutama di satu kawasan yang disebut Ulin Bebutuh. "Namanya saja Ulin Bebutuh. Di situ bisa dikatakan pusatnya ulin. Dulu saya pernah mengecek hingga ke situ. Sekarang keberadaannya terancam dan harus segera diamankan," kata Suratno.

Beberapa tahun silam, lanjutnya kawasan tersebut hampir tak bisa disentuh oleh para pelaku penebang liar lantaran medannya yang sulit. Namun belakangan ini para penebang liar mulai bisa menjangkau lokasi tersebut seiring terbukanya akses jalan tambang (batu bara maupun bijih besi).

Para penebang liar itu masuk kawasan Tahura dengan menggunakan sepeda motor yang dirancang khusus. Umumnya ban bagian terluar (tengah) dilapisi dengan rantai sehingga tidak slip saat melintasi tanjakan dan turunan tajam. (roy)

No comments: