Thursday, December 06, 2007

Kalsel Stop Produksi Kayu

Jumat, 30-11-2007 | 02:05:20

  • Developer Wajib Tanam Pohon

BANJARBARU, BPOST - Kerusakan hutan diakui sebagai faktor terbesar penyumbang terjadinya pemanasan global. Terkait masalah tersebut, Kalsel pun memikul tanggungjawab besar. Oleh karena itu, sistem babat hutan yang tanpa diiringi laju penanaman kembali, mutlak harus dihentikan.

Ir Suhardi A, Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Kalsel, menyatakan, kendati saat ini di Kalsel masih menyimpan potensi kayu yang siap produksi, tetapi pemerintah daerah memutuskan untuk menghentikan aktivitas tersebut. Produksi baru akan dimulai lagi lima tahun mendatang, seiring dengan asumsi pertumbuhan tanaman yang ada saat ini.
“Potensi kayu di Kalsel itu sebenarnya masih banyak, bahkan untuk memenuhi keperluan pasar tetap ada. Namun, demi kelestarian alam, produksi kayu sengaja dihemat, tidak ada produksi lagi,” tandas Suhardi.
Dijelaskan pula, hasil riset menunjukkan, selama satu abad terakhir, temperatur permukaan bumi naik 4,5 derajat celsius. Ini terjadi akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang menimbulkan fenomena pemanasan global dan perubahan iklim.
Di sinilah perlunya penghematan produksi kayu. Hutan sangat berperan sebagai penyerap atau penyimpan karbon (sink) maupun sebagai emisi karbon (source). “Karena itu, kegiatan reboisasi, penghijauan dan kegiatan penanaman lainnya bisa meningkatkan sink,” katanya.
Akibat lain dari aktivitas penebangan hutan yang tak terkendali adalah kian meluasnya lahan kritis di Banua. Dampaknya pun telah dirasakan, antara lain sering terjadi banjir, tanah longsor dan lain-lain.
Berimbang
Pertemuan Internasional tentang Perubahan Iklim Global di Bali pada 3-14 Desember, merupakan momentum strategis untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa bangsa Indonesia memiliki kepedulian, tekat, serta kemampuan yang besar dalam memulihkan degradasi sumberdaya hutan dan lahan.
Menyongsong pertemuan tersebut, pemerintah menyelenggarakan Penanaman Serentak di Indonesia dan Pekan Pemeliharaan Pohon yang diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (28/11). Di Kalsel, kegiatan itu dipusatkan di Gunung Khayangan Kabupaten Tanah Laut dengan penanaman 12 ribu bibit pohon.
Khusus di Banjarbaru, untuk mengimbangi pertumbuhan permukiman saat ini, Walikota Rudy Resnawan mewajibkan pengembang perumahan (developer) melakukan penghijauan. Ia mengkhawatirkan, pesatnya pertumbuhan perumahan bakal mempersempit lahan terbuka hijau yang menjadi ciri khas kota tersebut. niz

No comments: