Wednesday, August 29, 2007

Susah Mendapatkannya

Friday, 10 August 2007 00:16:51

PELARANGAN perdagangan kayu ulin ke luar Kalimantan yang diterapkan pemerintah membuat peredaran kayu itu semakin terbatas. Sejumlah pusat penggergajian di Banjarmasin, pun sudah lama tak lagi mengolah kayu ulin.

Pantaun BPost di beberapa penggergajian di kawasan Alalak Banjarmasin, tidak ditemukan warga yang menggergaji kayu ulin. Mereka lebih banyak menggergaji balokan kayu kamper dan jenis-jenis lain.

Hal itu dilakukan, mengingat kayu ulin sekarang ini susah untuk mendapatkannya. "Mencari kayu ulin sekarang ini susah Mas, seperti mengharap hujan di musim kemarau. Belum lagi prosesnya yang panjang dan perlu biaya banyak," terang Sukirman, seorang pekerja penggergajian.

Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk tetap memenuhi permintaan warga sebagai bahan baku rumah, tidak lagi kayu ulin secara murni. Melainkan juga jenis-jenis lain, yang umum digunakan warga sebagai tiang yang menancap di tanah.

Sebab, jika orang hanya berharap mendapatkan kayu ulin, tidak akan bisa membangun rumah.

Masih menurutnya, meskipun terkadang dijumpai kayu ulin di pasaran, jumlahnya tidak terlalu banyak. Bahkan, kayu tersebut juga berasal dari kayu limbah atau sisa-sisa bekas penggergajian.

"Terkadang ada, tapi hanya untuk papan tipis-tipis saja. Itupun jumlahnya sangat sedikit dan mendapatkannya juga susah. Pokoknya berbelit-belit," terangnya. coi

No comments: