Thursday, July 26, 2007

Giliran Pohon Muda Dibabat Pembalakan Liar Marak Seiring Musim Banjir

Thursday, 26 July 2007 02:39:58

BANJARMASIN, BPOST - Sejak musim penghujan yang telah berlangsung beberapa bulan pembalak liar di sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan kembali beraksi.

"Dalam satu bulan terakhir Dinas Kehutanan berhasil menemukan tidak kurang dari 2.000 pohon muda yang tersebar di tiga Kabupaten yaitu Kotabaru, Asam-Asam dan Barito Kuala dibabat," kata Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Ir Suhardi, Rabu (25/7).

Dia mengungkapkan, para pelaku pembalakan liar tersebut melakukan pembabatan pohon-pohon yang masih kecil atau muda di hutan kawasan hutan sekunder.

Maraknya pembabatan hutan selama musim penghujan inilah yang menjadi salah satu penyebab banjir di beberapa daerah, terutama di Asam-Asam.

"Para pelaku illegal logging saat ini sudah mulai merambah pada penebangan pohon-pohon yang masih kecil atau muda di kawasan hutan sekunder, karena pohon-pohon besar yang di luar kawasan hutan lindung sudah habis," katanya sembil mengatakan bukti pembabatan pohon muda terjadi di daerah Asam-Asam Kabupaten Tanah Laut dan Kotabaru.

Temuan ribuan kayu oleh tim razia illegal logging gabungan Dinas Kehutanan dan Polda Kalsel selama bulan Juli, rata-rata merupakan kayu dengan diamater belasan sentimeter. Kendati jumlahnya lebih dari 2.000 batang, namun setelah dihitung, kubikasinya sedikit.

"Pada musim banjir saat ini tampaknya benar-benar dimanfaatkan pelaku illegal logging untuk kembali membabat hutan, karena pohon-pohon yang telah ditebang dengan mudah dialirkan lewat sungai yang meluap," tambahnya.

Dia mengatakan hampir seluruh kayu yang berhasil ditemukan dari razia hutan lestari sejak awal Juli lalu, ditemukan tim saat dihanyutkan di sungai bersamaan arus banjir.

Kini kayu-kayu tersebut mulai dilelang, kecuali di Batola karena baru saja dalam tahap evakuasi. "Khusus kayu dari Batola informasi sementara yang kita dengar berasal dari areal perkebunan, kini sedang dilakukan penyelidikan," tambahnya.

Gubernur Kalsel Rudy Ariffin menambahkan, rusaknya hutan Kalsel saat ini disebabkan karena kebijakan masa lalu yang membiarkan HPH melakukan tebang habis seluruh pohon-pohon yang ada.

Akibatnya, kini banjir yang hampir tiap tahun terjadi tidak mungkin lagi dihindari dan efeknya sangat besar bagi masyarakat.

"Kita selalu melakukan revitalisasi hutan secara terus menerus, dengan dana dari APBN maupun APBD. Namun kondisinya memang masih seperti saat ini, banjir masih terjadi di mana-mana," katanya.

Sementara bidang pertambangan, tambahnya, tidak bisa disalahkan seratus persen, karena rata-rata tambang berada di luar kawasan hutan lindung. "Kita tidak mungkin melakukan moratorium terhadap pertambangan, karena itu tidak menyelesaikan masalah, yang penting, program kehutanan jalan, pertambangan juga jalan," jelasnya. ant

No comments: