Saturday, May 12, 2007

Kehutanan Revitalisasi Industri Harus

Kamis, 10 Mei 2007

Jakarta, Kompas - Masyarakat Perhutanan Indonesia meminta Menteri Kehutanan MS Kaban lebih memprioritaskan revitalisasi industri kehutanan.

Hal itu sangat penting untuk meningkatkan nilai tambah produksi kehutanan. Untuk meremajakan mesin pada industri kayu lapis, paling tidak dibutuhkan investasi sekitar Rp 30 triliun. Sementara pada industri turunannya, seperti mebel dan kayu pertukangan lainnya, dibutuhkan sekitar Rp 15 triliun.

"Selama ini industri kehutanan Indonesia terlalu didorong dan difokuskan pada produksi kayu lapis. Padahal, nilai tambah produksi ini tidak terlalu besar karena harga kayu lapis yang bagus hanya untuk ukuran 2,4 milimeter," kata Ketua Umum Masyarakat Perhutanan Indonesia Sudradjad DP, Rabu (9/5).

Menurut Sudradjad, akibat tersendatnya pelaksanaan revitalisasi, industri dalam negeri kini menjadi lebih terbelakang dibandingkan dengan industri sejenis dari China dan Malaysia.

Kondisi tersebut pada akhirnya membuat pasar produk kehutanan nasional diambil alih pesaing dari kedua negara itu.

Pengusaha sendiri tidak sanggup meremajakan mesin produksinya karena membutuhkan kredit perbankan yang besar. Sedangkan perbankan masih berat hati untuk mengucurkan kredit.

Sementara itu, untuk menjaga citra Indonesia sebagai salah satu produsen produk kayu utama dunia, kampanye Indonesia sebagai negara perusak hutan tercepat di dunia juga harus ditangkal.

"Kita tidak boleh membiarkan tuduhan itu karena dampaknya cukup besar. Kampanye hitam sangat menyudutkan sektor kehutanan," katanya. (OTW)

No comments: