Friday, April 13, 2007

Ulin Tahura Terus Digerogoti

Sabtu, 3 Februari 2007


Nasrun: Lestarikan Populasi Pohon Langka

Radar Banjarmasin, MARTAPURA – Terus menipisnya keberadaan kayu ulin di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Adam (Tahura) Riam Kanan, semakin menyibukkan aktivitas Dinas Kehutanan Banjar. Paling tidak, sampai sekarang bekerjasama dengan kepolisian, instansi ini tak henti-hentinya melakukan razia. Hasilnya, puluhan sarana angkutan seperti sepeda motor terjaring.

Kendati demikian toh kayu langka ini masih saja terdapat di pasaran, bahkan harganya melambung tinggi.

“Untuk masalah kayu ulin ini kami tidak main-main. Begitu ada praktik penebangan apalagi di wilayah hutan lindung, tidak ada kompromi. Kalau ada informasi mengenai hal itu langsung laporkan. Pokoknya langsung ditangkap,” ujar Kadis Kehutanan Ir Nasrunsyah.

Dari berbagai sumber diberitakan jika di kawasan Taman Hutan Raya Sultan Adam Riam Kanan populasi kayu ulin jumlahnya sudah sangat menurun. Ini terjadi akibat terus berlangsungnya aktivitas pencurian kayu. Terutama di daerah-daerah pinggir kawasan. Laju penurunan populasi kayu yang juga disebut dengan kayu besi ini didukung dengan banyaknya jalan-jalan sebagai akses langsung dari dalam kawasan ke luar.

Sejauh ini beberapa akses yang biasa digunakan membawa kayu langka tersebut sudah tidak digunakan lagi. Seperti jalur eks Inhutani I,II Kintap Tanah Laut, eks Jalan Sumpol , melalui Desa Tanjung Tanah Laut.

Namun demikian akses keluar masuk ke wilayah kawasan bukannya berkurang, bahkan jalannya lebih gampang. Seperti melalui Jalan Peramasan yang biasa melintasan dua kawasan sekaligus, yakni kawasan Riam Kiwa dan Riam Kanan.

“Memang benar itu. Sekarang ini dari wilayah kawasan ke Kecamatan Peramasan sangat nyaman. Tetapi petugas kami tetap siaga. Ya namanya juga pencuri, tetap aja sesekali biasa lolos,” ujar pejabat yang merangkap sebagai Assisten II Bupati Banjar ini.

Di bagian lain, Nasrun mengimbau kepada warga Kabupaten Banjar untuk bisa lebih peduli dengan keberadaan populasi jenis kayu langka. Seperti halnya kayu ulin, gaharu maupun jenis pohon buah khas Kalimantan.

Hal itu penting dilakukan ajaknya, karena tanpa ada proses regenerasi untuk peduli niscaya beberapa generasi mendatang tidak akan mendapati jenis-jenis pohon langka tersebut.

“Indikasinya sekarang sudah terlihat. Di hutan pohon buah langka seperti pohon mundar, manggis, beberapa jenis durian sudah sangat sulit ditemukan,” katanya.(yan)

No comments: