Thursday, April 12, 2007

Kayu Ulin Semakin Langka

Kamis, 12 April 2007 01:40

Nelayan kekurangan bahan baku

Kotabaru, BPost
Kayu ulin (Eusideroxylon Zwegeri) saat ini semakin langka di Kabupaten Kotabaru. Pohon yang hanya tumbuh di Sumatera dan Kalimantan ini semakin sulit ditemukan. Kelangkaan berdampak pada pembuatan industri kapal nelayan tradisional di Kotabaru.

Ulin yang biasa disebut kayu besi ini digunakan sebagai bahan utama lunas (pondasi) kapal nelayan. H Hatta perajin kapal nelayan asal Desa Rampa, Pulau Laut Utara, mengungkapkan, untuk membuat kapal diperlukan kayu ulin utuh sepanjang 15 meter. Ukuran itu untuk kapal berukuran 10 ton keatas, dan pondasinya harus mencapai 20x 25 sentimeter.

"Balok ulin dengan ukuran tersebut dijadikan pondasi kapal sebelum dibuat rangkanya. Balok itu sangat penting karena tidak bisa digantikan bahan kayu lainnya. Itupun kualitasnya harus bagus, seperti kayu ulin berusia tua," jelas Hatta.

Untuk mendapatkan kayu ulin dengan ukuran itu di Kotabaru,Hatta mengaku kesulitan, sehingga ia harus mencarinya ke Kabupaten Tanah Bumbu dan Tanah Laut. Kalaupun ada, harganya sangat mahal.

Sepotong kayu ulin seukuran tadi harus dibeli sekitar Rp9 juta. Terkadang ulin seukuran itu didapat dari bekas tiang listrik yang diganti beton. Tiang listrik kayu ulin diserut kembali sehingga terlihat baru, kemudian diameternya disesuaikan keperluan pondasi kapal. dhs

Copyright � 2003 Banjarmasin Post

No comments: