Sunday, February 04, 2007

Gerhan Kekurangan Bibit

Senin, 29 Januari 2007 02:04
Pelaihari, BPost
Pelaksanaan gerakan rehabilitasi lahan dan hutan (Gerhan) di Tanah Laut masih mengalami ganjalan teknis. Hingga akhir Desember program tahun 2006 belum selesai dan akan dituntaskan pada tahun ini (2007).

Kabid Rehabilitasi Lahan dan Pembinaan Hutan Dishut Tala Amin Nurakhman mengatakan pihaknya menargetkan April 2007 sisa kegiatan Gerhan 2006 (600-an hektare) bisa diselesaikan. Termasuk tambahan kegiatan seluas 200 hektare.

Pejabat eselon III di Bumi Tuntung Pandang ini menjelaskan total luasan Gerhan tahun 2006 yakni 2.025 hektare. Rentang waktu Januari-April realisasi penanaman tanaman penghijauan seluas 665 hektare.

Selebihnya, 1.360 hektare, diplot tuntas hingga Desember 2006. Namun lantaran terjadi keterlambatan pengadaan bibit dari Bapedas (Banjarmasin), sehingga yang bisa direalisasikan hanya 680 hektare.

Jadi, masih tersisa 600-an hektare yang akan diselesaikan hingga April mendatang.

Lokasi Gerhan di tujuh kecamatan yakni Kintap, Jorong, batu Ampar, Pelaihari, Takisung, Tambang Ulang, dan Bati-Bati. Jenis kegiatan terdiri hutan reboisasi, hutan produksi, dan hutan lindung. Masing-masing meliputi kegiatan insentif dan pengayaan (penyulaman).

Pola pelaksanaan tak berubah yakni melibatkan kelompok tani, LSM dan kalangan TNI. Yang berbeda pada pelaksanaan tahun ini yaitu aplikasi tumpangsari bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan. Di beberapa lokasi gerhan, lahan jeda di sela pohon Gerhan akan ditanamani aneka jenis tanaman kacang-kacangan dan palawija.

Komoditas yang ditanam pun semakin bervariasi. Ada tambahan jenis komoditas terutama karet yang sangat diminati kelompok tani pelaksana Gerhan. Yang ada selama ini berupa jenis gaharu, kemiri, mahoni, dan jati.

"Semua jenis bibit yang akan ditanam sudah turun dan sudah ditanam masyarakat. Yang belum tinggal bibit karet saja. Ini yang sampai sekarang ditunggu-tunggu petani," sebut Nurakhman didampingi dua staf lapangannya, pekan tadi.

Informasi diperoleh pasokan bibit karet bakal berlarut-larut. Pasalnya, sebagian besar bibit karet yang ada pada penangkar di Tala telah terdistribusi ke Kalteng.

Kepada BPost, salah seorang penangkar sekaligus pengurus Asosasi Penangkar Bibit Tala, Syamsul Bahri menuturkan tawaran harga dari Kalteng lebih tinggi yakni Rp3.500 per batang karet (harga di pembibitan). Sementara anggaran proyek di Tala hanya Rp3.500 belum termasuk potongan pajak.

Alasan lain yang mendasari Asosisasi Penangkar Bibit Tala melepas bibit karet ke Kalteng yakni sikap cuek pihak pemenang proyek pengadaan bibit untuk wilayah Tala. "Padahal mestinya sejak awal pemenang lelang merangkul kami," tutur Syamsul. roy

Copyright © 2003 Banjarmasin Post

No comments: