Sunday, February 04, 2007

Elbana Tak Sanggup Bayar Gaji

Rabu, 31 Januari 2007 01:25
Tanjung, BPost
Sejak terbelit kasus penggunaan kayu ilegal,hingga berhenti beroperasi, PT Elbana Abadi Jaya kian memprihatinkan. Akibat tak ada aktivitas produksi, perusahaan itu kini kesulitan membayar gaji karyawan untuk Januari 2007.

Selama 3 bulan sejak perusahaan berhenti beroperasi Oktober 2006 lalu, pembayaran gaji masih lancar meskipun perusahaan hanya memberikan gaji pokok. Sedangkan uang lembur dan tunjangan lain, tak diberikan seiring terhentinya produksi.

Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tabalong, Martoyo menjelaskan, saat ini ada 1.050 karyawan yang masih menjadi tanggungan PT Elbana, baik di pabrik yang berlokasi di Cakung Desa Kasiau Kecamatan Murung Pudak maupun di Desa Solan Kecamatan Jaro.

"Pihak perusahaan mengatakan sedang kesulitan dana, sehingga belum bisa membayar gaji untuk Januari. Harapan satu-satunya dengan menjual veneer yang ada di Solan," kata Martoyo, Selasa (30/1).

Perusahaan kesulitan menjual karena belum mendapatkan surat jalan dari Dinas Kehutanan (Dishut). Dishut beralasan tidak bisa menerbitkan surat jalan selama belum ada izin pihak Polres, terkait persoalan hukum yang masih membelit PT Elbana.

Dihubungi terpisah, Kapolres Tabalong AKBP Endro Suharsono mengatakan, pihaknya tak berniat mempersulit izin menjual veneer tersebut. Hanya, perlu dilakukan pertemuan dan diskusi terlebih dahulu antarinstansi terkait termasuk pihak perusahaan.

"Itu kan bukan barang sitaan, jadi sebenarnya tidak masalah. Tapi kalau pun ada yang memohon kita akan lihat dan bahas dulu dengan Dishut, baru diputuskan," katanya menambahkan, pihaknya tetap serius menyelesaikan kasus ini.

Saat ini berkas kasus telah disusun Polres, masih dinyatakan P-19 (belum lengkap) oleh kejaksaan. Menurut Endro ada 30 item lebih yang harus dipenuhi agar berkas bisa diajukan ke pengadilan.

Sementara data Disnaker Tabalong, selama 2006 jumlah pencari kerja meningkat. Tahun 2005 ada 4.340, Desember 2006 menjadi 6.702 orang. Dari sejumlah itu baru sekitar delapan persen atau 575 orang terserap, umumnya di sektor pertambangan. Sedangkan yang terserap menjadi PNS sekitar 253 orang. nda

Copyright © 2003 Banjarmasin Post

No comments: