Friday, November 10, 2006

Perusahaan Pengelola Hutan Alam Dievaluasi

Jumat, 13 Oktober 2006
Sangatta, Kompas - Bupati Kutai Timur Awang Faroek Ishak meminta agar kinerja perusahaan pengelola hasil hutan alam dievaluasi. Ia mengimbau agar perusahaan yang sulit berkembang mengalihkan investasinya ke perkebunan kelapa sawit atau hutan tanaman industri. "Evaluasi akan menginformasikan mana perusahaan yang perlu bertahan dan mana yang lebih baik berinvestasi di bidang lain," kata Awang di Sangatta, Kamis (12/10).

Staf Ahli Bupati Kutai Timur Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Daddy Ruchiyat menambahkan, evaluasi dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan atau didampingi lembaga lain.

Menurut Awang, kerusakan hutan masih terus terjadi, sementara sejumlah perusahaan justru menjadi sekarat. Hal itu merupakan pertanda masih banyak perusahaan belum benar mengelola hutan alam sehingga perlu dievaluasi.

Uuh Aliyuddin, Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia Kalimantan Timur, mengakui, pengelolaan hutan alam oleh sejumlah perusahaan masih belum lestari. Namun, ia menilai prospek pengelolaan hutan alam dari produksi kayunya masih cukup baik.

Dalam kaitan itu, dia mengimbau agar saat perusahaan kehutanan dievaluasi, mereka didampingi kelompok kerja sertifikasi (KKS). KKS dibentuk atas prakarsa perusahaan kehutanan besar di Kaltim pada 2001. Tujuan pendampingan adalah agar perusahaan dapat membenahi administrasi dan mengelola hutan secara lebih baik.

Awang menambahkan, perusahaan pengelola hasil hutan alam yang ada di Kutai Timur memperoleh prioritas jika ingin berinvestasi di bidang baru. Menurut rencana, Kutai Timur akan mengembangkan kebun kelapa sawit hingga 350.000 hektar. Saat ini luas lahan yang sedang dikerjakan oleh 16 perusahaan baru 130.000 hektar.

Sulit dikembangkan

Di Bintan, Kepulauan Riau, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bintan Elizar Juned kemarin mengatakan, potensi perkebunan kelapa sawit di daerah itu sulit dikembangkan. Ribuan hektar lahan perkebunan sawit yang ada bahkan kurang prospektif karena lahan kurang subur dan mengganggu penyerapan air tanah.

Karena itu, kata Elizar, pihaknya sudah meminta perusahaan perkebunan kelapa sawit menanam tanaman kehutanan, seperti pohon meranti, di sela-sela pohon kelapa sawit. (BRO/FER)

No comments: