Friday, July 28, 2006

Kayu Datang 3 Bulan Sekali

Thursday, 13 July 2006 00:46:19

Banjarmasin, BPost - Deretan Bansaw di kawasan Alalak Tengah di sepanjang Jalan Kuin Utara Banjarmasin terancam berhenti beroperasi karena mulai kehabisan stok kayu. Padahal kiriman kayu dari daerah Muara Teweh yang diandalkan diperkirakan baru tiba sekitar 3 bulan lagi.

Selain itu, akibat kelangkaan kayu membuat kayu setengah jadi yang banyak dijual warga harganya masih tinggi.

Sejumlah bansaw atau bengkel penggergajian kayu log tradisional di kawasan Kuin Utara sebenarnya mulai beraktivitas normal sejak sebulan terakhir. Hal itu disebabkan adanya pasokan kayu log dari daerah Muara Teweh, Kalteng, meskipun masih dalam jumlah terbatas.

Itu pun, menurut pengakuan sejumlah pekerja dan pemilik bansaw yang ditemui BPost kemarin (12/7), merupakan kayu apkir. Sebab kualitasnya yang buruk karena lapuk atau banyak lubang sehingga sering menimbulkan kerugian.

"Ya bisa lihat sendiri kondisi kayunya seperti apa. Namanya juga sampah, jadi kualitasnya tidak baik. Tapi ini pun nunggunya lama, tiga bulan baru sampai," kata pemilik Bansaw, Yahya.

Menurutnya, kiriman kayu yang datang biasanya hanya dapat dikerjakan selama sepekan atau paling lama satu bulan, setelah itu para buruh bansaw menganggur selama tiga bulan menunggu kiriman berikutnya.

Ia menambahkan sebenarnya dari sisi nilai jual, harga kayu saat ini cukup bagus bagi pengusaha karena meskipun agak mahal tetap banyak yang berminat membeli. Tak hanya masyarakat biasa, tapi kalangan pengembang perumahan bahkan perusahaan yang memerlukan kayu apkir untuk membuat produk jenis, particel board.

Diakui Yahya, kesulitan mendapatkan kayu keras sempat membuat pihaknya melayani penggergajian batang kelapa yang merupakan pesanan dari sebuah perusahaan pengembang perumahan sederhana sehat (RSh). Selain gampang didapat, pengembang tertarik karena harganya murah Rp400 ribu per kubiknya.

Sebab untuk kayu hutan dan meranti dihargai mulai Rp400 ribu untuk kualitas terjelek dan Rp1 jutaan untuk kualitas terbaik. Padahal dulu untuk kayu kualitas terbaik cuma Rp700 ribuan per kubiknya.

Kondisi itu menyulitkan para buruh yang menggantungkan hidupnya dari aktivitas bansaw. Karena itu ada beberapa di antaranya yang mengaku terpaksa kerja serabutan jika kiriman kayu belum datang.

Sementara itu Hamsah, seorang penjual kayu setengah jadi di kawasan setempat mengatakan, bulan lalu stok kayunya cukup berlimpah karena bansaw mulai beroperasi. Namun jika bansaw berhenti karena kekurangan bahan baku, jelas akan berdampak pada usahanya.

Saat ini saja ia kerap rugi karena membeli dari bansaw secara paketan seharga tertentu dan menjual lagi per kepingnya Rp5.000 ukuran 2,5 meter, dan Rp4.000 untuk ukuran 2 meteran. Padahal di antara paketan kayu yang dibeli seringkali terdapat kayu rusak karena lapuk atau banyak lubangnya. nda

No comments: