Saturday, January 27, 2007

Kehutanan

Sabtu, 27 Januari 2007
Palangkaraya, Kompas - Dana reboisasi yang terlambat turun dari pemerintah pusat mengakibatkan reboisasi di daerah tersendat.

Lahan kritis yang direboisasi di Kalimantan Tengah pada 2006 sekitar 700 hektar dari target 50.000 hektar. Luas lahan kritis di Kalimantan Tengah dari data 2004 adalah empat juta hektar.

"Dana reboisasi di Kalimantan Tengah baru sekitar akhir Oktober 2006. Otomatis kegiatan baru bisa dimulai pada musim hujan Desember," kata Kepala Balai Pengelola Daerah Aliran Sungai (BP DAS) Kahayan C Kukuh Sutoto di Palangkaraya, Jumat (26/1).

Dana berkurang

Kukuh menuturkan, reboisasi boleh diteruskan, tetapi akan mengurangi jumlah dana yang seharusnya diterima tahun 2007 karena dana untuk tahun 2007 akhirnya akan mundur. Akibatnya, dari usulan rehabilitasi 80.000 hektar lahan kritis di Kalteng tahun ini, kemungkinan yang disetujui 40.000 hektar.

Sekitar 60 persen hutan yang masuk dalam program rehabilitasi berada di kawasan hutan dan sisanya berada di lahan masyarakat.

"Ditarget berapa pun kami siap asal waktu turunnya anggaran tepat," kata Kukuh.

Berbeda dengan penyelesaian proyek pembangunan pabrik yang bisa dilembur, reboisasi butuh persiapan lokasi dan masyarakat serta kesesuaian akan musim.

Waktu reboisasi yang tepat adalah pada awal musim hujan, yaitu saat tanah sudah memiliki tingkat kebasahan tertentu.

"Tahun 2006, 700 hektar lahan kami reboisasi, yakni di Kabupaten Lamandau dan Sukamara. Lahan yang diproses berada di Kapuas, Pulang Pisau, Kotawaringin Barat, dan Kotawaringin Timur," kata Kukuh.

Luas lahan kritis seluruh Indonesia sekitar 59 juta hektar dengan laju penambahan 2,8 juta hektar per tahun. Jadi nantinya luas lahan yang pada tahun 2009 akan direboisasi melalui Program Gerhan ternyata sudah dilakukan sejak 2003 yang ketika itu ditargetkan 5 juta hektar. (CAS)

No comments: