Monday, December 25, 2006

Cukong-Aparat Kongkalikong

Minggu, 17 Desember 2006 02:10
Palangka Raya, BPost
Penebangan liar di Kalteng sulit diberantas. Kongkalikong oknum aparat keamanan dan instansi terkait dengan cukong kayu masih marak, sehingga kayu tak berdokumen tetap banyak yang lolos.

Menurut Komandan Korem (Danrem) 102 Panju Panjung, Kolonel Art Budi Rachmat, dugaan itu dikuatkan dengan banyaknya keganjilan di lapangan. Di antaranya banyak kayu yang milir tetapi dokumennya tidak jelas asal usulnya.

"Kalau ada anggota Korem yang terlibat, pasti kita proses dan ditindak secara hukum," katanya, Jumat( 15/12).

Menurutnya, semua pimpinan instansi seperti pemerintah daerah, kepolisian dan TNI harus punya komitmen yang sama dalam pemberantasan penebangan liar. Pimpinan harus bisa membenahi dan membersihkan oknum yang terlibat praktik itu.

Masalah dokumen, kata Budi, sangat penting dalam mencegah praktik penebangan liar. Karena dengan dokumen yang lengkap dan sesuai hukum, maka aparat di lapangan mudah melakukan pengecekan dan pengawasan. "Selama dokumen belum tertib, peluang tebangan liar tetap terbuka," katanya.

Budi mengaku telah melaporkan hasil penyisiran lokasi-lokasi kayu yang diduga bermasalah oleh satuannya kepada Wakil Gubernur Kalteng, termasuk keberadaan 8.000 potong kayu temuan di Sungai Singan.

Menurutnya, dalam waktu dekat tim gabungan dari provinsi turun ke lapangan memeriksa lokasi penemuan kayu tersebut.

Sementara Aktivis lingkungan yang juga Koordinator Save Our Borneo (SoB), Nordin, mengingatkan, agar aparat keamanan mewaspadai maraknya tebangan liar pada musim hujan.

Tingginya permukaan sungai dan anak sungai memudahkan cukong memilirkan kayu.

"Saat kemarau itu anak sungai kering, makanya banyak tumpukan kayu ditemukan di hutan karena pelaku sempat memilirkan. Musim hujan inilah yang mereka tunggu-tunggu. Tinggal bagaimana aparat mengatasinya," katanya.

Menurut mantan Direktur Eksekutif Walhi Kalteng ini, maraknya pemiliran kayu illegal pada musim hujan sudah menjadi rahasia umum. Anehnya praktik itu terus terjadi meski aparat gencar melakukan penertiban. mgb

Copyright © 2003 Banjarmasin Post

No comments: