Tuesday, June 10, 2008

 

Sabtu, 12-04-2008 | 01:00:32

MARABAHAN, BPOST - Ke-rus-akan alam dan lingkungan hidup di Kabupaten Barito Kuala (Batola) belum teratasi secara maksimal karena belum ada badan khusus yang me-nanganinya.

Untuk itu Susunan Oganisasi Tata Kerja (SOTK) Batola yang akan segera dirombak Bupati Ha-sa-nuddin Murad, Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, Pariwisata dan Budaya Kabupaten Barito Kuala akan disederhanakan menjadi Badan Lingkungan Hidup saja.
“Keberadaan badan ini sangat dibutuhkan. Selama ini banyak masalah-masalah berkaitan dengan lingkungan yang kurang fokus ditangani,” ungkap Kepala Dinas Ling-kungan Hidup, Kebersihan, Pariwisata dan Budaya Kabupaten Barito Kuala, Drs Hanafi Ali.
Apalagi, lanjutnya, Batola belum memiliki Badan Pengendalian Ling-kungan Hidup (Bapedalda).
Kebutuhan akan BLH juga disampaikan Hardi dari Kecamatan Marabahan. Menurutnya, BLH sa-ngat mendesak lan-taran keru-sakan alam di Bumi Selidah sudah mem-prihatinkan.
Disebutkannya, pem-babatan hu-tan mangrove atau bakau di Batola yang terus berlangsung. Masyarakat melakukannya untuk areal tambak ikan, perumahan maupun kayu bakar.
Seperti data Balai Perlindungan Daerah Aliran Sungai (BP-DAS) Kalsel, ada tiga kabupaten yang kini kondisi mangrovenya rusak parah yakni Kabupaten Barito Kuala (Batola), Banjar dan Tanah Laut (Tala). Seluruh areal hutan mangrove, baik yang berada dalam ka-wasan hutan maupun di luar ka-wasan rusak.
Di Kabupaten Batola, dari total kawasan hutan mangrove 6.652 hektar, seluruhnya rusak. Rin-cian-nya kerusakan dalam ka-wasan lindung, 1.826 hektar ma-suk ka-ta-gori rusak dan 280 hektar rusak be-rat. Sedangkan kerusakan di luar ka-wasan mencapai 4.546 hektar. (ncu)

No comments: